We provide services including consultancy, training, implementation, customization and maintenance support.

Thursday, 13 February 2025

MENAHAN MARAH & MEMAAFKAN ORANG LAIN

Jangan Emosi! Ini 7 Keutamaan Menahan Marah Sesuai Hadits

Marah terjadi jika emosi yang dialami oleh setiap manusia meluap. Namun dalam Islam, menahan marah dianggap sebagai tindakan luhur yang membawa keberkahan dan pahala.

Seorang muslim juga akan mendapatkan keutamaan yang mulia jika ia mampu menahan marahnya. Lantas, bagaimana cara menahan marah? Dan apa saja keutamaan menahan marah?

Keutamaan Menahan Marah

Merujuk pada buku Ihya Ulumiddin: Menghidupkan Kembali Ilmu-ilmu Agama oleh Imam Al-Ghazali, berikut beberapa keutamaan menahan marah sesuai dengan hadits:

1. Allah SWT akan Menahan Siksa-Nya

Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang menahan kemarahannya, niscaya Allah menahan siksa-Nya daripadanya, dan siapa saja yang mengemukakan alasannya kepada Rabbnya, niscaya Allah menerima alasannya, dan siapa saja yang menyimpan lidahnya, niscaya Allah menutupi auratnya (segala sesuatu, yang dianggap malu). (HR Thabrani dan lainnya)

2. Termasuk Orang yang Kuat

Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang yang kuat di antara kalian adalah orang yang dapat mengalahkan hawa nafsunya ketika marah, dan orang yang paling santun di antara engkau adalah orang yang memaafkan ketika mampu." (HR Ibnu ad-Dunya dan lainnya)

3. Mendapat Ridha dari Allah SWT pada Hari Kiamat

Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang menahan marah di mana seandainya ia mau melaksanakannya, maka ia dapat melaksanakannya, niscaya Allah memenuhi kalbunya dengan keridhaan pada hari Kiamat."

Dalam riwayat lain dinyatakan, "Niscaya Allah memenuhi kalbunya dengan rasa aman, dan keimanan." (HR Ibnu ad-Dunya dan lainnya)

4. Mendapatkan Pahala yang Besar

Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang hamba meneguk tegukan yang lebih besar pahalanya daripada seteguk kemarahan yang ditahannya karena mengharapkan keridhaan Allah." (HR Ibnu Majah)

5. Terlindung dari Neraka Jahannam

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya neraka Jahannam mempunyai pintu yang tidak memasukinya kecuali orang yang sembuh kemarahannya dengan perbuatan maksiat kepada Allah Ta'ala."

6. Hatinya Dipenuhi dengan Keimanan

Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada tegukan yang lebih disukai oleh Allah SWT daripada tegukan kemarahan yang ditahan oleh seorang hamba. Dan tidaklah seorang hamba menahannya, kecuali Allah memenuhi kalbunya dengan keimanan." (HR Ibnu ad-Dunya)

7. Mendapatkan Bidadari

Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja menahan kemarahan, sedang ia mampu melaksanakannya, maka Allah memanggilnya di hadapan makhluk-makhluk dan Dia menyuruhnya memilih mana bidadari yang dikehendaki."

Cara Menahan Marah

Agar mendapatkan keutamaan dari menahan marah, maka setiap muslim harus mampu menahan perasaan marah dari dirinya. Merujuk pada Buku Ajar Akidah Akhlak oleh Syafiuddin dan Machnunah Ani Zulfah, berikut cara menahan marah:

1. Menahan marah dengan beristighfar

Jika seseorang sedang marah dalam keadaan berdiri, maka cara meredamnya dengan duduk. Namun jika marah dalam keadaan duduk, maka berusaha untuk tiduran atau berbaring sambil membaca istighfar.

2. Meredam marah dengan menahan diri

Pada suatu saat, datanglah seorang laki-laki yang meminta wasiat Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW memberinya wasiat agar jangan marah.

3. Meredam marah dengan berwudhu

Wudhu menjadi salah satu cara untuk meredam rasa marah. Sebab, wudhu mampu mensucikan semua tindakan yang kurang suci, seperti rasa marah.

4. Meredam marah dengan berdiam diri

Obat yang sangat ampuh ketika marah muncul adalah diam. Sebab, jika sedang marah pasti kata-kata kasar akan keluar karena tidak bisa mengontrol. Maka dari itu, alangkah baiknya diam ketika sedang marah.

5. Meredam marah dengan membaca ta'awudz

Dengan membaca ta'awudz, maka seseorang memohon perlindungan Allah SWT dari godaan setan yang selalu membangkitkan rasa marah. Melalui syari'at Allah SWT yang agung, Allah SWT melindungi hamba-Nya dari segala kelicikan dan keburukan setan jika hamba-Nya membaca ta'awudz.

Dalil Tentang Saling Memaafkan Kesalahan Orang Lain

Memaafkan orang lain merupakan salah satu sifat muslim yang terpuji. Sebagai makhluk yang tidak sempurna, manusia kerap kali berbuat khilaf. Apabila seseorang yang khilaf memiliki kemauan untuk meminta maaf dan bertaubat, maka dianjurkan untuk memaafkan.
Hal ini sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Beliau adalah sosok yang lemah lembut, penyayang, lagi penyabar. Rasulullah SAW tidak pernah mengutamakan emosi sesaat dan tidak menuruti nafsu amarahnya.

Mengutip buku Mutiara Hadis Qudsi oleh Ahmad Abduh Iwadh, Aisyah RA pernah ditanya mengenai akhlak Rasulullah SAW, maka ia menjawab, "Beliau tidak pernah berbuat jahat, tidak berbuat keji, tidak meludah di tempat keramaian, dan tidak membalas kejelekan dengan kejelekan, melainkan beliau selalu memaafkan dan memaklumi kesalahan orang lain." (HR Ibnu Hibban).

Ayat Al-Qur'an Tentang Memaafkan Kesalahan Orang Lain
1. Surat Ali Imran ayat 134
Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 134 juga menyebut bahwa sikap memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa. Allah berfirman,

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: "(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,"

2. Surat Al A'raf ayat 199
Selain itu, sikap pemaaf yang harus dimiliki umat muslim secara tegas dijelaskan dalam firmanNya surat Al A'raf ayat 199. Berikut bacaannya,

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

Artinya: "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh."

3. Surat Al Hijr ayat 85
وَمَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَاِنَّ السَّاعَةَ لَاٰتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيْلَ

Artinya: Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Sesungguhnya kiamat pasti akan datang. Maka, maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.

4. Surat As Syura ayat 40
وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

Artinya: Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim.

5. Surat As Syura ayat 43
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ ࣖ

Artinya: Akan tetapi, sungguh siapa yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.

Hadits Tentang Memaafkan Kesalahan Orang Lain
1. HR Muslim
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ : مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. رواه مسلم وغيره

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat)."

2. HR Al Anshari
"Orang yang paling penyantun di antara kalian adalah orang yang bersedia memberi maaf walaupun ia sanggup untuk membalasnya." (HR Al Anshari)

Istilah memaafkan dalam bahasa Arab sendiri adalah Al 'Afwu. Artinya secara bahasa adalah melewatkan, membebaskan, meninggalkan pemberian hukuman, menghapus, dan meninggalkan kekasaran perilaku.

Sementara itu, secara istilah Al 'Afwu juga dapat bermakna menggugurkan (tidak mengambil) hak yang ada pada orang lain. Hal ini menjadi bukti mulianya sikap pemaaf, sebagaimana dilansir dari buku Berdakwah dengan Hati yang ditulis oleh Syaikh Ibrahim bin Shalih bin Shabir Al-Maghdzawi

3. HR Bukhari dan Ad Dailami
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( أفضل الإيمان الصبر و السماحة )) (صحيح) (فر،تخ،حم)

Artinya: Rasulullah SAW bersabda, "Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada."

4. HR At Thabrani
اسمحوا يسمح لكم

Artinya: "Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan (oleh Allah)."

Demikian dalil-dalil yang menjelaskan dan juga menganjurkan seorang muslim untuk menjadi sosok yang bersabar dan mau memaafkan kesalahan orang lain. Rasulullah SAW sebagai suri tauladan telah mencontohkan akhlak baik tersebut untuk diikuti oleh para umatnya.

Mumpung masih dalam suasana Idul Fitri, manfaatkan momen ini sebagai ajang meminta maaf dan juga memaafkan.

Baca artikel detikhikmah, "Dalil Tentang Saling Memaafkan Kesalahan Orang Lain" selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/doa-dan-hadits/d-6685366/dalil-tentang-saling-memaafkan-kesalahan-orang-lain.


0 comments:

Post a Comment