DOA PERBAIKAN AGAMA, DUNIA & AKHIRAT
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَة أَمْرِنَا،
وأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتي فِيهَا مَعَاشُنَا،
وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنا الّتِي إِلَيْهَا مَعَادُنَا،
وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كلِّ خَيْرٍ،
وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
Ya Allah ya Tuhan kami, perbaikilah bagi kami AGAMA KAMI yang merupakan PENJAGA KESELAMATAN URUSAN KAMI, perbaikilah bagi kami DUNIA KAMI yang menjadi TEMPAT KEHIDUPAN KAMI; perbaikilah bagi kami AKHIRAT KAMI yang menjadi TEMPAT KEMBALI KAMI; Jadikanlah ya Allah KEHIDUPAN ini mempunyai nilai tambah bagi kami dalam segala KEBAIKAN dan jadikanlah KEMATIAN KAMI sebagai kebebasan kami dari segala KEJAHATAN! (HR. Muslim)
-------
Doa tersebut adalah doa yang sangat indah dan mencakup permohonan kepada Allah untuk memperbaiki seluruh aspek kehidupan seorang Muslim, baik secara SPIRITUAL, DUNIAWI, maupun UKHROWI. Ini adalah salah satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, dan diriwayatkan dalam hadits shahih (HR. Muslim).
Mari kita bahas doa ini bagian demi bagian dan jelaskan maknanya:
1. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا
"Ya Allah, perbaikilah untuk kami AGAMA KAMI, yang merupakan penjaga keselamatan urusan kami."
Makna: AGAMA (دين) adalah fondasi hidup seorang Muslim. Ini mencakup akidah, ibadah, akhlak, dan seluruh tuntunan hidup yang diridhai Allah. Dalam doa ini, kita meminta agar Allah menjaga agama kita tetap lurus, benar, dan kokoh. Karena agama adalah pelindung (عِصْمَة) dari penyimpangan dan kehancuran hidup.
2. وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا
"Dan perbaikilah untuk kami DUNIA KAMI, yang di dalamnya terdapat kehidupan kami." Makna: DUNIA (دنيا) di sini meliputi kehidupan sehari-hari—rezeki, kesehatan, keluarga, pekerjaan, dan lingkungan. Kita memohon agar Allah memperbaiki kondisi DUNIAWI KITA supaya hidup kita menjadi baik, layak, dan berkah.
3. وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادُنَا
"Dan perbaikilah untuk kami AKHIRAT KAMI, yang kepadanya kami akan kembali."
Makna: AKHIRAT (آخرة) adalah kehidupan setelah mati—tempat kita menerima balasan atas segala amal. Kita meminta agar Allah menyiapkan akhirat kita dengan ampunan, rahmat, dan pahala, serta menjauhkan kita dari azab.
4. وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ
"Dan jadikanlah KEHIDUPAN ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap KEBAIKAN." Makna: Hidup bukan hanya untuk dijalani, tapi untuk digunakan sebaik mungkin dalam beramal saleh, menambah pahala, dan mendekatkan diri kepada Allah. Doa ini meminta agar setiap detik KEHIDUPAN bernilai dan membawa KEBAIKAN.
5. وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
"Dan jadikanlah KEMATIAN KAMI sebagai ISTIRAHAT dari setiap KEJAHATAN."
Makna: Kematian bukan akhir segalanya, tapi pintu menuju akhirat. Kita memohon agar kematian menjadi pembebas dari kesusahan, dosa, dan fitnah dunia—bukan sebagai awal dari penderitaan.
Kesimpulan Makna AGAMA, DUNIA, dan AKHIRAT dalam Doa Ini:
AGAMA: Pondasi utama, penjaga keselamatan hidup kita di dunia dan akhirat. Kalau agama rusak, seluruh hidup akan kehilangan arah.
AGAMA
Materi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia umumnya mencakup lima bidang utama, yang konsisten dari jenjang SD/MI hingga SMA/MA, meskipun dengan kedalaman yang berbeda sesuai tingkatannya.
Berikut materi inti Pendidikan Agama Islam versi Kemenag secara umum:
1. AL-QUR'AN DAN HADIS
Membaca dan menghafal surah-surah pendek
Memahami kandungan ayat (makna dan tafsir ringkas)
Hadis-hadis pilihan beserta maknanya
Penerapan nilai-nilai Al-Qur'an dan Hadis dalam kehidupan
2. AKIDAH
Rukun Iman (iman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, takdir)
Mengenal sifat-sifat Allah dan rasul-Nya
Menjauhi syirik, kufur, dan bid’ah
Penguatan tauhid sebagai dasar iman
3. AKHLAK
Akhlak kepada Allah, orang tua, guru, teman, dan sesama manusia
Nilai-nilai kejujuran, amanah, tanggung jawab, dan sabar
Menjauhi akhlak tercela seperti iri, sombong, dan dengki
Adab dalam berbagai aspek kehidupan
4. FIKIH (IBADAH & MUAMALAH)
Tata cara ibadah (salat, puasa, zakat, haji)
Wudu, tayamum, mandi wajib
Muamalah dasar (jual beli, hutang piutang, dll.)
Hukum-hukum dalam Islam secara umum
5. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)
Kisah Nabi Muhammad SAW dan para sahabat
Perkembangan Islam masa klasik, pertengahan, dan modern
Sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia
Tokoh-tokoh Islam dunia dan nasional
DUNIA
DUNIA: Sarana untuk hidup dan beramal. Dunia bukan tujuan, tapi tempat berjuang menuju akhirat.
Dalam pandangan umum dan juga menurut banyak perspektif keagamaan (seperti Islam), ilmu dunia merujuk pada pengetahuan atau ilmu yang berkaitan dengan kehidupan di dunia ini, terutama yang mendukung kebutuhan hidup, kemajuan peradaban, dan kesejahteraan manusia. Ilmu dunia tidak berarti rendah atau buruk—justru penting dalam kehidupan manusia. Berikut beberapa contoh ilmu yang termasuk dalam kategori ILMU DUNIA:
1. ILMU ALAM (SAINS)
Matematika
Fisika
Kimia
Biologi
Geologi
Astronomi
2. ILMU SOSIAL & HUMANIORA
Sosiologi
Psikologi
Antropologi
Sejarah
Filsafat
3. ILMU TERAPAN
Kedokteran
Teknik (Teknik Sipil, Elektro, Mesin, dll.)
Arsitektur
Teknologi Informasi dan Komputer
Farmasi
Pertanian
Peternakan
Perikanan
4. ILMU EKONOMI & BISNIS
Ekonomi
Manajemen
Akuntansi
Pemasaran
5. ILMU HUKUM & POLITIK
Ilmu Hukum
Ilmu Politik
Ilmu Pemerintahan
Hubungan Internasional
6. ILMU KESENIAN & DESAIN
Seni Rupa
Musik
Desain Grafis
Perfilman
Ciri-ciri Ilmu Dunia:
Tujuannya untuk kehidupan dunia (kenyamanan, kesehatan, kekayaan, teknologi, dll.)
Tidak secara langsung membahas ibadah atau akhirat
Dapat digunakan untuk kebaikan atau keburukan, tergantung NIAT dan penggunaan
Namun dalam Islam misalnya, ilmu dunia bisa bernilai akhirat jika diniatkan dengan benar—misalnya belajar kedokteran untuk menolong sesama, atau belajar ekonomi untuk mengelola harta secara halal.
AKHIRAT
AKHIRAT: Tujuan akhir manusia. Tempat kita akan kembali untuk menerima balasan atas semua amal.
ILMU AKHIRAT adalah ilmu yang berkaitan dengan kehidupan setelah mati, yaitu kehidupan di alam kubur, hari kiamat, dan kehidupan kekal di akhirat (surga atau neraka). Ilmu ini sangat penting dalam Islam karena membimbing manusia agar hidup sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu beribadah kepada Allah dan mencapai kebahagiaan abadi di akhirat.
Beberapa hal yang termasuk dalam ILMU AKHIRAT antara lain:
1. ILMU TENTANG IMAN & TAUHID
Mengenal Allah, malaikat, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir (rukun iman).
Menanamkan keyakinan akan kehidupan setelah mati.
2. ILMU TENTANG AMAL SHOLEH & DOSA
Mengetahui amal-amal yang membawa pahala dan mendekatkan diri kepada Allah.
Mengetahui dosa-dosa yang bisa membawa siksa di akhirat agar bisa dihindari.
3. ILMU TENTANG AKHLAK & TASAWUF
Mengajarkan cara menyucikan hati dari sifat tercela seperti riya, sombong, iri, dan dengki.
Mendorong untuk menghiasi diri dengan sifat-sifat mulia seperti sabar, syukur, ikhlas, tawakal.
4. ILMU TENTANG ALAM KUBUR, KIAMAT & AKHIRAT
Tanda-tanda kiamat, kehidupan di alam barzakh, hisab (perhitungan amal), mizan (timbangan amal), shirat (jembatan), surga dan neraka.
5. ILMU TENTANG IBADAH & TAQARRUB KPD ALLAH
Shalat, puasa, zakat, haji, dzikir, doa, dan ibadah lainnya yang berorientasi pada bekal akhirat.
Dalam Islam, ILMU AKHIRAT sering dikontraskan dengan ILMU DUNIA. Namun bukan berarti ILMU DUNIA tidak penting, hanya saja ILMU AKHIRAT dianggap LEBIH UTAMA karena manfaatnya KEKAL, bukan hanya SEMENTARA.
Doa ini sangat cocok dibaca setiap hari, karena mencakup keseluruhan hidup kita.
“Ya Allah, perbaikilah urusan agamaku yang
merupakan penjaga keselamatan urusanku, perbaikilah untukku urusan duniaku yang
di dalamnya terdapat mata pencaharianku, dan perbaikilah untukku urusan akhiratku
yang akan menjadi tempat kembalilku. Jadikanlah hidup ini sebagai tambahan
bagiku dalam setiap kebaikan, dan jadikanlah kematian sebagai pemutus dari
setiap keburukan.” (HR.Muslim)
1. Perbaikilah
Agama merupakan
penjaga keselamatan
·
سُوۡرَةُ محَمَّد
·
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن
تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ (٧)
Surah
NABI MUHAMMAD S.A.W.
47:7: Hai orang-orang
yang beriman, jika kamu menolong [agama] Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu. (7)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam masalah agama (ini).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
2. Perbaikilah
Dunia di
dalamnya terdapat mata pencaharian
سُوۡرَةُ النّحل
مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحً۬ا
مِّن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَلَنُحۡيِيَنَّهُ ۥ حَيَوٰةً۬
طَيِّبَةً۬ۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ
(٩٧)
Surah
LEBAH
16:97: Barangsiapa yang
mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan. (97)
سُوۡرَةُ یُونس
أَلَآ إِنَّ
أَوۡلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (٦٢) ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَڪَانُواْ يَتَّقُونَ (٦٣) لَهُمُ ٱلۡبُشۡرَىٰ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ
ٱلدُّنۡيَا وَفِى ٱلۡأَخِرَةِۚ لَا تَبۡدِيلَ لِڪَلِمَـٰتِ ٱللَّهِۚ ذَٲلِكَ هُوَ
ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ (٦٤)
Surah
YUNUS
10:62-64: Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak [pula] mereka bersedih hati. (62) [Yaitu] orang-orang yang beriman
dan mereka selalu bertakwa. (63) Bagi mereka berita gembira di dalam
kehidupan di dunia dan [dalam kehidupan] di akhirat. Tidak ada perubahan bagi
kalimat-kalimat [janji-janji] Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang
besar. (64)
سُوۡرَةُ الطّلاَق
ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ
يَجۡعَل لَّهُ ۥ مَخۡرَجً۬ا (٢) وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ
- وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل
لَّهُ ۥ مِنۡ أَمۡرِهِۦ يُسۡرً۬ا (٤) ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يُكَفِّرۡ
عَنۡهُ سَيِّـَٔاتِهِۦ وَيُعۡظِمۡ لَهُ ۥۤ أَجۡرًا (٥)
Surah
TALAK
65:2-5: Barangsiapa yang
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
(2) Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Dan barangsiapa yang
bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam
urusannya. (4)
dan barangsiapa yang
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan
akan melipat gandakan pahala baginya. (5)
سُوۡرَةُ الاٴعرَاف
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ
ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡہِم بَرَكَـٰتٍ۬ مِّنَ
ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا ڪَانُواْ
يَكۡسِبُونَ (٩٦)
7:96: Surah
TEMPAT TERTINGGI
Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan [ayat-ayat
Kami] itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (96)
3. Perbaikilah
Akhirat menjadi
tempat kembalilku
Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam
naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam
yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh,
(3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai
di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5)
seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai
kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’
Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia
menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan
kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi
lalu ia meneteskan air matanya.”
(HR. Al-Bukhari & Muslim).
Hadits
lengkapnya berbunyi sebagai berikut.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ
يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari di
mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ
(1) imam
yang adil,
وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ
(2)
seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh,
وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ
(3)
seorang yang hatinya bergantung ke masjid,
وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ
وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ
(4) dua
orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan
berpisah karena-Nya,
وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ،
فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ
(5)
seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai
kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allâh.’
وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا
تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ
(6)
seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya
sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta
وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
(7)
seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air
matanya.”
(HR.
Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031)
4. Menjadikan Hidup sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan
Yaitu meminta kepada Allah agar menjadikan hidupnya sebagai sarana
menambah kebaikan, ibadah dan ketaatan yang Allah ridhai. Ini menunjukkan,
panjangnya umur muslim untuk menambah amal shalih yang akan meninggikannya di
surga kelak. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah ditanya,
siapa orang yang paling baik? Beliau menjawab,
“Siapa yang panjang umurnya dan bagus amalnya.” (HR. Ahmad,
al-Tirmidiz, dan selainnya. Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shahih)
5.
Menjadikan
Kematian sebagai pemutus dari setiap keburukan
Yaitu kematian sebagai peristirahatan dari hiruk pikuk,
kegundahan, fitnah, bencana, dan cobaan maksiat. Dapat dipahami, seorang mukmin
benar-benar bristirahat saat meninggal dunia. Meraih keselamatan sempurna saat
meninggalkan dunia fana.
Pernah suatu hari, Nabi SAW dilalui iring-iringan
jenazah. Beliau lalu bersabda,
"Yang istirahat dan yang diistirahatkan darinya."
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apa maksud yang istirahat dan
yang diistirahatkan darinya?" Beliau menjawab,
"Seorang hamba yang mukmin beristirahat
dari keletihan dunia dan kesusahannya, kembali kepada rahmat Allah. Sedangkan
hamba yang jahat, para hamba, negeri, pohon dan binatang beristirahat (merasa
aman dan tenang) darinya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Penjelasan Isi Doa
Doa ini berisi lima permintaan hamba kepada Rabbnya, Allah Subhanahu
Wa Ta'ala. Pertama, meminta kepada Allah agar memperbaiki agamanya. Kedua,
meminta kepada Allah agar memperbaiki urusan dunianya. Ketiga, meminta kepada
Allah agar memperbaiki urusan akhiratnya. Keempat, meminta kepada Allah agar
hidup di dunianya ini berkah dan diisi dengan amal shalih. Kelima, meminta
kepada Allah agar kematiannya dijadikan sebagai peristirahatan dari keburukan,
agar setiap yang ia peroleh adalah kebaikan.
Permintaan pertama: diperbaiki agama
Permintaan ini berada diurutan pertama karena menjadi penentu
utama nasib hamba di dunia dan akhirat. Jika agama seseorang rusak, ia merugi
dunia dan akhirat. Minta kepada Allah agar memperbaiki urusan agama ini berarti
meminta kepada-Nya agar memberi taufik untuk berpegang kepada Al-Qur'an dan
sunnah sesuai petunjuk pendahulu umat ini dari kalangan sahabat, tabi’in, dan
tabi’ tbai’in dalam semua perkara.
Dien seseorang menjadi baik jika tegak di atas dua landasan pokok.
Pertama, ikhlas ibadah kepada Allah semata. Kedua, mengikuti sunnah
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam beragama.
Apabila ini dilakukan seorang hamba terlindungi dari semua keburukan dan
kesesatan.
Permintaan kedua: diperbaiki urusan dunia
Maksudnya meminta kepada Allah agar memperbaiki urusan dunia hamba
di dunia yang fana lagi sebentar ini. yaitu dengan memberikan rizki yang cukup,
halal dan bermanfaat. Yaitu rizki yang membantunya untuk taat dan ibadah kepada
Allah. Masuk di dalamnya minta agar dijadikan baik keluarganya; istri yang
shalihah, anak-anak yang shalih, tempat tinggal yang nyaman, kehidupan yang
tentram dan aman. Ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. Al-Nahl: 97)
Hayata thayyibah, maksudnya: kehidupan yang baik di dunia dengan
sifat qana’ah, rizki halal dan cukup, istri shalihah, anak-anak yang baik,
ibadah yang nikmat, dan taufik untuk beramal shalih. Bahkan Ibnu Katsir
menyebutkan, hayatan thayyibah mencakup semua bentuk kenikmatan dari semua
sisi. Wallahu A’lam.
Permintaan ketiga: diperbaiki urusan akhirat
Yaitu meminta kepada Allah agar memberi taufik kepadanya untuk
beramal shalih yang Allah ridhai dan melazimi ketaatan kepada-Nya sampai akhir
hayat. Yaitu kembali kepada Allah dengan husnul khatimah.
Permintaan keempat: hidup bertambah kebaikan
Yaitu meminta kepada Allah agar menjadikan hidupnya sebagai sarana
menambah kebaikan, ibadah dan ketaatan yang Allah ridhai. Ini menunjukkan,
panjangnya umur muslim untuk menambah amal shalih yang akan meninggikannya di
surga kelak. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah ditanya,
siapa orang yang paling baik? Beliau menjawab,
“Siapa yang panjang
umurnya dan bagus amalnya.” (HR. Ahmad, al-Tirmidiz, dan selainnya. Syaikh
Al-Albani menyatakan hadits ini shahih)
Permintaan Kelima: mati istirahat dari keburukan
Yaitu kematian sebagai peristirahatan dari hiruk pikuk,
kegundahan, fitnah, bencana, dan cobaan maksiat. Dapat dipahami, seorang mukmin
benar-benar bristirahat saat meninggal dunia. Meraih keselamatan sempurna saat
meninggalkan dunia fana.
Pernah suatu hari, Nabi SAW dilalui iring-iringan
jenazah. Beliau lalu bersabda,
"Yang istirahat dan yang diistirahatkan darinya."
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apa maksud yang istirahat dan
yang diistirahatkan darinya?" Beliau menjawab,
"Seorang hamba yang mukmin beristirahat
dari keletihan dunia dan kesusahannya, kembali kepada rahmat Allah. Sedangkan
hamba yang jahat, para hamba, negeri, pohon dan binatang beristirahat (merasa
aman dan tenang) darinya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Kesimpulan
Ini adalah salah satu warisan Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam untuk umatnya. Agar mereka menghaturkan hajat dan menggantungkan
harapannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Meminta tolong
kepada-Nya untuk meraih keridhoan-Nya. Meminta Allah memperbaiki kondisi agama,
dunia, dan akhiratnya. Lalu dilanjutkan dengan menyampaikan keinginan agar
hidup yang ada diberi taufik untuk menghasilkan kebaikan-kebaikan yang Allah
ridhai. Sedangkan kematiannya sebagai peristrahatan dari kepenatan dan hiruk
pikuk kehidupan dunia. Wallahu A’lam.






0 comments:
Post a Comment